Rabu, 26 Agustus 2009

Spider-Man: Web of Shadows

Sudah berapa kali kita memainkan game Spider-Man yang berupa hasil adaptasi dari filmnya dan biasanya judul-judul tersebut meraih sukses luar biasa di pasar. Sementara itu, beberapa judul lain yang bukan merupakan adaptasi dari film biasanya hasil penjualannya akan biasa-biasa saja, seperti yang dialami Spider-Man Friend or Foe, Battle for New York dan masih banyak lagi. Kenyataan tadi tampaknya akan sedikit membaik tahun ini karena hadirnya game Spider-Man: Web of Shadows yang memberikan semua aksi terbaik si penembak jaring.
Saat pertama kali memainkan game ini, kita akan berhadapan dengan para symbiote yang hendak menguasai kota New York dan pasukan SHIELD yang berjuang mati-matian menahan serbuan tersebut. Sementara itu di tengah-tengah kekacauan, Spider-Man dengan seluruh kekuatannya berusaha mencari Mary Jane. Dalam sebuah dialog singkat antara M.J dan Peter, tercermin kalau penyebab kekacauan tersebut masih berhubungan dengan Peter Parker aka Spider-Man. Ceritapun berjalan mundur menuju empat hari sebelumnya, diperlihatkan kalau Venom sedang bertempur sengit melawan Spider-Man. Di dalam pertempuran tersebut secara tidak sengaja bagian kecil dari kostum Venom terserap oleh Spider-Man sehingga menyebabkan Peter bisa berubah kostum menjadi symbiote yang memberikan Peter kekuatan yang jauh lebih besar seperti mengangkat mobil dan menghujamkan ke atas kepala Venom. Setelah pertempuran tersebut hari-hari Spider-Man diisi beragam pertempuran antar kelompok brandalan dan aksi-aksi heroik lainnya, yang bisa dibilang sudah menjadi santapan sehari-hari.
Pada bagian ini tempo permainan akan sedikit melambat, Luke Cage sahabat baru kita akan mengajarkan bagaimana caranya melawan kejahatan secara efektif. Sistem pertempuran terasa sederhana tetapi meminimalisir gameplay yang repetitif dan button mashing, ditambah lagi serangan webstrike yang membuat pola serangan menjadi sangat bervariasi dan mengasyikan. Bayangkan, dengan menghapal tempo serangan webstrike, Spider-Man bisa melumpuhkan semua musuh yang menghadang tanpa menyentuh tanah sedikitpun, benar-benar seperti yang diimpi-impikan semua penggemar Spider-Man. Kita bisa berganti wujud dari symbiote menjadi merah atau sebaliknya, kapan saja dan dimana saja. Sementara itu semua misi yang kita selesaikan akan diganjar exp yang bisa dipakai untuk membeli kemampuan baru. Tidak ada perbedaan yang mencolok dari kemampuan symbiote dan baju normal, kecuali untuk urusan angkat-mengangkat musuh atau mobil.
Berayun-ayun di antara gedung-gedung di Manhattan sangatlah mudah sama seperti yang ada di Spider-Man 2 atau 3 bedanya kali ini beberapa gerakan ditambahkan dan beberapa gerakan lama dikurangi ritmenya sehingga Spidey terlihat lebih luwes ketika berayun. Fungsi berayun tidak selamanya menjadi pemanis semata, sebab terkadang beberapa misi membutuhkan kecepatan kita dalam berayun dan merambat di dinding, sayangnya untuk urusan rambat merambat, tampaknya terjadi keanehan yang menyebabkan terkadang Spidey tidak langsung menempel di dinding tetapi malah berselancar ke atas memakai lutut melawan hukum gravitasi. Hal ini terlihat keren pada awalnya tetapi cukup mengganggu ketika kita diharuskan merambat ke atas secepat mungkin.Dalam dunia Web of Shadows, Spider-Man bisa memilih untuk berteman dengan siapapun, bahkan dengan penjahat super sekalipun. Sayangnya semua pertemanan itu tidak berpengaruh banyak terhadap jalannya cerita dan hal ini cukup disayangkan mengingat perkembangan permainan yang memungkinkan untuk berpihak pada sisi kegelapan tetapi malah tidak menimbulkan dampak apapun di dalam cerita. Perbedaan mencolok antara sisi gelap dan terang hanyalah pada bantuan yang bisa kita panggil dan ending berbeda, sisanya sama saja.

Ada beberapa variasi misi dan musuh yang bakal kita hadapi, dari mulai penjahat kelas teri sampai ke robot raksasa yang menyeramkan. Pertempuran di udara melawan musuh yang beterbangan memakai papan terbang seperti milik Green Goblin merupakan pertempuran yang paling seru, apalagi gerakan kamera yang dibuat seperti berputar-putar dengan efek yang memusingkan tetapi sangat menggambarkan bagaimana kondisi Spider-Man ketika dibuat terpelanting-pelanting oleh musuhnya di udara dengan kecepatan yang sangat tinggi. Selain itu beberapa pertempuran melawan bos cukup menarik untuk dicoba termasuk ketika kita melawan Vulture yang mengharuskan kita melompat dan menghajar musuh-musuh yang terbang demi mencapai posisinya.
Saat game ini mencapai babak akhir, kita akan memainkan adegan pembukaan sekali lagi. Kali ini kita akan merasakan kekacauan yang sesungguhnya. Beberapa orang terpenjara di atas gedung sementara pasukan SHIELD bertempur melawan gerombolan symbiote yang tidak ada habisnya. Hal ini membuat kita ikut merasakan rasa putus asa yang dialami para penduduk New York. Semua gambaran suasana dari awal sampai akhir game, digambarkan dengan cukup baik di PS3 dan Xbox 360 sedangkan PS2 mendapat pengurangan grafis yang cukup banyak. Sementara itu, dari sisi audio, pengisian suara dan efek dalam Spider-Man kali ini tergolong baik walaupun tidak luar biasa. Yang jelas game ini menawarkan gameplay yang solid dan dua belas jam lebih waktu bermain sebagai sang penembak jaring yang fantastis dan menyenangkan.

Transformers: Revenge of The Fallen

Mengikuti jalan cerita dari sekuel terbaru Michael Bay, game ini menggunakan sudut pandang orang ke tiga dimana kamu bisa memilih bermain sebagai pihak Autobots ataupun Decepticons seiring perjalanan kamu untuk mengetahui apa itu sebenarnya The Fallen. Mengingat game ini diambil dari franchise game yang telah terkenal dan juga diambil dari film arahan Michael Bay, tentu Kotakers akan mengira bahwa game ini adalah game action yang fantastis. Tapi ternyata itu salah besar.

Gameplay yang disajikan, seperti yang sudah kami utarakan di atas, menggunakan sudut pandang orang ke tiga dimana kamu bisa berubah kapan saja kamu mau (baik ke bentuk robot maupun kendaraan). Mungkin Kotakers sudah akan mulai menyadari ada sesuatu yang mengganjal dan kacau disini, terutama saat kamu sedang diberitahu mengenai pengendaliannya. Kali ini, kamu harus menahan tombol right trigger (RT) untuk berubah yang sayangnya, juga tombol yang sama yang digunakan untuk menembak dan kamu gunakan untuk menjalankan kendaraan kamu.

Setelah kamu berubah menjadi kendaraan lagi, kamu harus terus menahan tombol RT tersebut. Untuk bisa menjalankan kendaraan, kamu perlu melepas sedikit pencetan kamu agar bisa mulai berjalan. Pada saat kamu sedang berada dalam mode robot, tombol yang biasa digunakan untuk menembak pun langsug ditempatkan di salah satu face button, padahal pada saat kamu sedang berada dalam bentuk robot, biasanya tombol tersebut digunakan untuk serangan melee. Apabila tidak terampil dalam menekan tombol yang ada, kemungkinan besar kamu akan sering sekali salah menekan tombol.

Ada banyak sekali gerakan yang bisa kamu lakukan saat sedang berubah wujud. Apabila kamu menahan tombol RT untuk berubah, kemudian menekan tombol untuk melompat dan langsung melepas tombol RT, maka otomatis robotmu akan berubah sambil melompat. Apabila sebagai pengganti tombol lompat, kamu menekan tombol serangan melee, sebagai gantinya kamu akan langsung melakukan ground stomp.

Serangan melee, biasanya adalah salah satu serangan andalan yang pastinya akan cukup banyak digunakan oleh gamer. Tapi disini, serangan melee nyaris tidak berguna. Kenapa? Karena setiap kali kamu sudah mau menghajar musuh menggunakan serangan melee, musuhmu sudah keburu berubah wujud dan kabur dari kamu. Apabila sudah begitu, berarti yang harus kamu andalkan adalah senjata kamu sendiri.

AI yang disediakan, kadang-kadang bisa melakukan hal yang bodoh. Robot musuh, biasanya bisa memanjat sebuah bangunan yang tinggi dan akan terus memanjat tanpa peduli lingkungan sekitar. Sama halnya juga dengan AI dalam game ini. Saat ia memanjat, kamu tinggal menembak bagian belakang robot tersebut dan robot tersebut bahkan tidak berusaha untuk menghindar ataupun melakukan serangan balasan. Yang ia lakukan hanyalah terus memanjat dan memanjat. Jadi, sering sekali musuh tersebut sudah tewas duluan sebelum berhasil mencapai puncak bangunan atau dalam beberapa kondisi, musuh tersebut sudah berada dalam kondisi yang cukup kritis. Masih belum cukup lagi, AI juga punya kebiasaan suka berdiri di puncak sebuah atap sambil berusaha menembak kamu dari kejauhan.

Tapi bukan berarti game ini adalah game yang penuh dengan masalah dan tidak enak dimainkan. Kamu bisa bersenang-senang dengan robot-robot yang beranekaragam jumlahnya dan masing-masing memiliki senjata dan kemampuan yang berbeda-beda. Sayang, semua misi yang diberikan disini terkesan repetitif dan akhirnya malah berubah menjadi tidak seru. Misi yang kamu dapatkan kebanyakan adalah membunuh semua yang ada dalam teritori tertentu atau kadang kamu akan diminta untuk menjemput seseorang yang penting dan membawa mereka ke tempat yang aman atau melindungi bangunan tempat mereka berada.

Apabila Kotakers menganggap bahwa semua yang di atas adalah hal yang menjadi masalah utama di game ini, maka Kotakers salah besar. Ada satu lagi elemen dalam game ini yang menurut kami nyaris gagal di semua aspek. Hal tersebut adalah cara pembawaan film. Selain intro dan beberapa cetak biru untuk memberi tahu kamu misi apa yang perlu kamu jalankan, kamu tidak akan menemukan lagi cut-scene apapun disini yang memberitahu kamu apa saja yang sebenarnya sedang terjadi.

Banyak sekali permasalahan bug yang ada dalam game ini. Salah satunya adalah saat kami sedang berada dalam misi dimana kami harus menjaga tiga konvoi truk dari serangan musuh. Saat sudah beberapa lama melakukan perjalanan, saat kami melihatnya, ternyata konvoi truk yang mengikuti kamu hanya satu orang saja.

Mungkin yang paling bisa diterima disini hanyalah fitur multiplayer. Walau tidak sebagus yang diharapkan,, tapi paling tidak rasanya tentu lebih seru apabila bisa bertarung dengan gamer lain daripada melawan AI. Dalam game ini, terdapat mode seperti Deathmatch dan Team Deathmatch, Capture the Flag dan One Shall Stand. Seperti yang barusan kami katakan, mode multiplayer yang disediakan memiliki potensi yang cukup bagus, apalagi disini, kamu akan bermain dengan gamer lain yang menggunakan robot lain, lengkap dengna senjata dan kemampuan masing-masing yang bisa digunakan untuk saling membantu satu sama lain.

Komentar terakhir dari kami, harus kami akui, game ini kurang menarik untuk dimainkan. Mulai dari AI yang tidak terlalu hebat, banyaknya permainan yang terkesan repetitif dan tugas-tugas yang cenderung sama terus. Tapi paling tidak, fitur multiplayer yang diberikan masih bisa memberikan nilai plus untuk game tersebut.

X-Men Origins: Wolverine

Setelah memainkan game ini, kami merasakan game ini sebagai sebuah game yang tipikal dengan Tomb Raider dan God of War. Kami sebut Tomb Raider karena game ini mirip dengan petualangan ala Tomb Raider, hanya saja lebih banyak membunuh dan pembelahan kejam dibandingkan dengan Tomb Raider yang lebih taktis dan butuh banyak pemikiran untuk bisa melewati sebuah halangan. Apa hubungannya dengan God of War? Kami melihat situasi yang diberikan disini benar-benar sangat wah dan bisa dibandingkan dengan keindahan grafik yang benar-benar wah ala God of War. Tentu saja, disini kamu menggunakan cakar Adamantium sebagai senjata utama kamu, bukan Blade of Chaos yang digunakan oleh Kratos.

Kisah dalam game ini menceritakan mengenai kejadian saat Logan bekerja untuk Stryker dalam timnya melalui sejumlah besar flashback yang akan diperlihatkan kepada kamu. Mengingat ini adalah Wolverine yang kita bicarakan, tidak mengherankan kalau game ini akan lebih menceritakan sisi dari Wolverine yang agak berangasan. Semuanya itu ditambah dengan efek kesadisan yang menghiasi keseluruhan dari game ini.

Sistem pertarungan yang didasarkan pada combo dan juga experience points benar-benar terasa menyenangkan dan sangat menghibur dan bagi kami, merupakan mekanisme permainan yang paling menarik dari game ini. Lupakan saja teka-teki yang selalu menguras tenaga kamu untuk memikirkan jalan keluarnya. Disini, kamu hanya perlu kejelian kamu untuk membelah dan membunuh musuh sesuai dengan keinginan kamu.

Sejujurnya, game ini diselamatkan oleh sistem pertarungan yang diberikan disini. Semua adegan kejadian saat kamu membunuh musuh membuat game ini menarik. Serangan yang ada disini hanyalah sebuah serangan biasa dan juga serangan kuat. Apabila kedua serangan tersebut digabungkan, maka nantinya kamu akan mendapatkan adegan pertarungan yang keren dan sangat menghibur. Apakah cuma itu saja? Tidak. Itu barulah gerakan yang paling dasar yang ada.

Yang membuat game ini benar-benar menarik adalah serangan Wolverine yang menggunakan lompatan jarak jauh dan memungkinkan kamu memperpendek jarak dengan musuh, kemudian langsung menghujamkan cakarmu ke musuh. Kamu juga bisa melemparkan musuhmu ke lingkungan di sekitar. Apabila kamu melempar musuh ke daerah sekitar kamu yang memiliki sesuatu yang menajam keluar, otomatis musuh tersebut akan langsung mati tertancap di benda tersebut. Tapi jangan pikir kalau itu hanya bisa terjadi pada musuh kamu karena kamu juga bisa tertancap di bagian tajam tersebut. Hanya saja bedanya, apabila musuh kamu langsung mati, maka kamu masih mempunyai kesempatan untuk membebaskan diri kamu. Hei, ini Wolverine. Jangan lupa kalau dia punya kekuatan regenerasi cepat banget.

Setelah sekian banyak pertarungan dengan musuh, kamu tentu akan mendapatkan banyak sekali experience point yang nantinya bisa kamu gunakan untuk meningkatkan darahmu, kekuatan serangan cakarmu dan juga Rage attack kamu. Rage attack disini nantinya akan memberikan kamu kekuatan untuk melakukan sebuah serangan yang membabi buta dan juga sadis. Silahkan dilihat sendiri karena semua gerakan tersebut terlalu bagus dan keren sehingga kami kesulitan untuk menjelaskan semua serangannya.Cara untuk memenuhi Rage meter tersebut adalah dengan membunuh musuh yang ada, dimana setiap musuh yang telah kamu bunuh akan memberikan Rage Orbs untuk mengisi meteran kamu itu. Untungnya, semua orb tersebut akan secara otomatis diserap oleh Wolverine (seperti Dante di Devil May Cry).

Desain ruangan yang ada di sekitar kamu terlihat bagus sekali dan terlihat sangat detil. Game ini sendiri dibangun menggunakan Unreal Engine 3. Semua benda yang ada di sekitarmu terlihat sangat menarik, detil dan bagus sekali. Kamu bisa melihat lingkungan sekitar kamu yang kaya akan semak-semak, pepohonan, bebatuan, reruntuhan kuno yang diperlengkap dengan tekstur yang benar-benar detil, lengkap dengan efek pencahayaan yang juga wah dari cakar Wolverine.

Walau begitu, setelah tidak lama kamu memainkan game ini, kamu juga akan menemukan bahwa ada beberapa level tertentu yang tidak memiliki desain yang cukup bagus bila dibandingkan dengan sekitarnya. Sayang sekali.

Ada juga kekurangan lain, yaitu kurangnya mutan yang bisa kamu hadapi. Mengingat ini adalah game X-Men, sudah seharusnya kita disuguhkan dengan pertarungan melawan sesama mutan. Tapi sayangnya, disini kamu hanya akan mendapatkan kesempatan untuk bertarung dengan Sabretooth, The Blob, Gambit dan beberapa tambahan lain lagi. Satu lagi kekurangan yang menurut kami sangat disayangkan. Game ini sama sekali tidak memilikki subtitle. Sangat disayangkan.

Komentar terakhir dari kami, kami merasa game ini cukup bagus untuk dimainkan. Boleh dicoba permainannya bagia gamer sekalian yang memang adalah seorang penggemar game sadis dan kejam tapi juga seru. Walau mungkin ada sedikit yang kurang, tapi tetap tidak mengurangi keseruan dalam permainannya.

Army of Two

Game ini menceritakan dua orang tentara bayaran bernama Elliot Salem dan Tyson Rios yang menyelesaikan misi secara diam-diam dan jauh dari pemberitaan resmi media. Cerita berkisar di pengkhianatan, konspirasi dan balas dendam di dalam jajaran angkatan bersenjata Amerika Serikat.

Dalam mode single player, kita akan memilih untuk memainkan Elliot atau Tyson dalam enam misi yang cukup menantang dan sedikit tidak realistik. Dalam setiap pertempuran, senjata yang paling ampuh adalah sistem Aggro. Sistem Aggro merupakan petunjuk seberapa agresifnya player menghadapi musuh-musuh yang ada, meteran Aggro dapat penuh dengan cara menembak, melempar granat atau menembak secara membabi buta ke arah musuh. Bila meteran Aggro terisi penuh, perhatian musuh akan teralihkan kepada player atau AI dan pemain kedua ataupun AI dapat menghabisi musuh-musuh yang ada dari sudut buta atau sudut yang tidak terlihat.

Aggro juga dapat menjadi sebuah cara membunuh musuh secara efektif tanpa membuang peluru secara berlebihan. Tempatkan AI ataupun temanmu dalam kondisi menyerang sehingga Aggro meter terisi penuh, lalu player dapat melakukan serangan-serangan jarak dekat yang tidak membutuhkan peluru atau melakukan tembakan-tembakan headshot yang jelas lebih irit dibandingkan tembakan biasa kearah badan.



Dalam pertempuran terdapat tiga jenis tentara yang harus dihadapi oleh pemain. Tentara yang memiliki warna biru merupakan tentara biasa yang mudah dibunuh. Sedangkan yang memiliki warna merah merupakan tentara dengan pangkat yang sedikit lebih tinggi, mereka lebih agresif dan tidak mudah ditembak dan yang terakhir adalah tentara bewarna emas. Mereka sangat agresif sekaligus memiliki baju pelindung yang sama kerasnya dengan milik Elliot ataupun Tyson sehingga hanya bisa dilukai dari belakang.

Dilihat dari segi grafis, game Army of Two benar-benar menampilkan grafis yang sempurna. Semua detail terlihat sangat realistis, mulai dari topeng menyeramkan milik Elliot dan Tyson sampai ke bentuk armor yang terlihat keras dan tahan peluru. Rasanya Unreal Engine 3.0 memang pantas disebut-sebut sebagai engine game terbaik tahun ini, mengingat prestasinya pada beberapa game terlihat sangat luarbiasa indah dan detail. Sedangkan dari sisi sound, suara yang dihadirkan cukup spektakuler. Desingan peluru dan ledakan granat terdengar seperti aslinya, bahkan sound yang dihadirkan sangat menggelegar sehingga membuat salah satu speaker di kantor redaksi bersuara pecah.

AI dalam game ini masuk ke kategori cerdas. Selain fasih menembak musuh, AI dalam game sangat mudah untuk diperintah. EA tampaknya sangat memperhatikan sistem AI dalam game, sehingga tidak hanya partner kita yang memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi. Pihak musuhpun memiliki akurasi yang meyakinkan, secara garis besar AI dalam game Army of Two selangkah lebih maju dibandingkan game-game sejenis. Walaupun terkadang masih ditemukan AI dalam game berdiri mematung seperti tidak ada tembakan di sekelilingnya ataupun salah memosisikan diri sehingga tidak terlindung dengan baik.



Selain dalam pertempuran, player juga terkadang membutuhkan bantuan partner untuk mencapai daerah tertentu. Selain itu banyak gerakan akrobatik yang menambah daya tarik game Army of Two. Misalnya, gerakan back to back yang memposisikan pemain untuk bersandar saling memunggungi dan melakukan tembakan secara gerak lambat demi menghabisi musuh yang mengepung.

Elliot ataupun Tyson dapat membawa tiga buah senjata dan berbagai macam granat selama permainan berlangsung. Senjata pertama tipikal senapan mesin atau shotgun yang dipakai guna menghabisi musuh yang ada. Senjata kedua biasanya berupa pistol ataupun sub machine gun yang berfungsi sebagai cadangan. Terakhir adalah, senjata spesial yang bisa berupa sniper ataupun peluncur roket guna memberikan kerusakan yang besar.

Setiap senjata yang ada didalam game dapat diupgrade sedemikian rupa sehingga memiliki peningkatan ataupun penurunan fungsi yang ada. Bahkan player dapat memberikan warna-warna tertentu yang mencolok mata yang nantinya berguna untuk menaikkan Aggro. Kapan lagi kamu melihat senjata jenis AK47 berwarna emas dalam pertempuran nyata? Musuh pun dapat memiliki senjata yang sama tetapi tidak memiliki efek apapun selama permainan.



Permasalahan pertama muncul karena banyaknya senjata dan upgrade yang ada. Upgrade yang tersedia untuk beberapa senjata sangat minim dan terkadang tidak memberikan perubahan yang berarti pada senjata yang diupgrade. Permasalahan ke dua muncul karena pendeknya game yang ditawarkan. Kamu hanya membutuhkan waktu kurang lebih enam jam untuk menamatkan game Army of Two, satu-satunya hal yang dapat memancing kamu memainkan ulang game Army of Two adalah senjata yang dapat kamu kumpulkan dalam game. Sayangnya senjata-senjata tersebut dapat kamu kumpulkan dalam sekali main, bila beberapa hal tidak kamu lewatkan selama permainan.

Mode multiplayer menyediakan tiga mode yaitu Bounties, Extraction dan Warzone. Bounties mengharuskan kita untuk membunuh target yang muncul secara random sedangkan Extraction membuat kita harus mengawal VIP ataupun membawa POW yang muncul secara random didalam map dan yang terakhir Warzone mengharuskan kita menghancurkan atau mempertahankan obyek yang ada didalam map.

Secara garis besar game ini sangat condong ke mode multiplayer co-op. Walaupun begitu, mode single player masih mendapatkan porsi yang cukup penting walau tidak terlalu mencolok. Sedangkan co-op mode yang solid membuat kami cukup kesulitan untuk berhenti memainkannya.

G.I. Joe: The Rise of Cobra

G.I. Joe, sebuah judul yang tentunya akan membawa semua Kotakers yang dulu pernah menikmati film G.I. Joe zaman dulu, kembali bernostalgia. Sekarang, setelah 20 tahun berlalu, akhirnya G.I. Joe kembali muncul lagi dengan judul yang tampaknya cukup keren untuk dinikmati. G.I. Joe: Rise of the Cobra. Apakah berhasil memenuhi harapan dari para gamer? Sayang sekali tidak.

Gagasan utama dari game ini sendiri cukup datar. Bahkan penampilan dari para anggota G.I. Joe yang unik sudah hilang dan tidak ada lagi apapun yang menggambarkan keunikan dari serial G.I. Joe. Harus jujur, karakter disini terlihat membosankan dan tidak terlalu menyenangkan untuk dilihat. Bahkan level yang harus kamu lewati juga termasuk membosankan.

Permainannya sangat sederhana. Kamu hanya perlu maju ke depan melintasi level-level yang linear, sambil menahan tombol trigger dan tembak semua yang menghalangi jalan kamu. Seperti halnya Contra, ada banyak sekali saat-saat dimana kamu harus berusaha untuk menghindar dari tembakan dan kadang bahkan ada kemungkinan karakter kamu bisa mati. Tidak seperti halnya Contra yang masih tetap seru untuk dimainkan walau sudah beberapa lama dimainkan, G.I. Joe benar-benar tidak memiliki apapun yang menyenangkan untuk dimainkan. G.I. Joe adalah game yang memiliki waktu permainan yang cukup panjang. Mungkin sekitar 8 jam. Tapi dengan waktu yang selama itu, tampaknya Kotakers pasti sudah akan merasa bosan duluan sebelum berhasil menamatkan game ini.

Dalam game ini, sering sekali kamu terjebak dengan gagasan yang diberikan dalam film barunya. Salah satu contohnya adalah Accelerator Suits yang menjadi fitur utama dalam film tersebut. Saat kamu sudah membunuh cukup banyak musuh, kamu hanya perlu menekan satu tombol saja dan langsung bisa mengaktifkan baju tersebut. Baju ini akan membuat semua karakter terlihat sama dan membekali setiap karakter yang ada dengan serangan yang sama satu sama lain.

Untungnya masih ada elemen lain yang bisa membuat game ini bisa dinikmati walau hanya sedikit. EA menambahkan beberapa kendaraan lama seperti HISS tanks dan Trouble Bubbles. Selain itu, kamu juga akan mendapatkan kesempatan untuk mengendalikan sejumlah kendaraan dari G.I. Joe. Sekali lagi, kamu akan dikecewakan setelah berhasil mendapatkan kesenangan untuk mengendalikan salah satu kendaraan impian kamu. Pasalnya, cara mengendalikan kendaraan disini tergolong parah dan terasa tidak menyenangkan sama sekali.

Nah, salah satu fitur yang diberikan disini adalah fitur untuk bermain bersama dengan teman kamu tanpa perlu online. Menyenangkan bukan? Tapi tetap saja tidak ada apapun yang bisa membuat game ini terasa seru. Bermain sendiri sekalipun, tidak akan membuat game ini terasa lebih seru. Selama permainan, kamu bisa merubah karakter yang kamu inginkan hanya dengan menekan satu tombol saja. Seiring permainan, kamu akan menyadari bahwa fitur ini telah menjadi skill untuk bertahan hidup. Selain fitur tersebut, disertakan juga sebuah fitur dimana darah kamu bisa penuh sendiri secara otomatis apabila kamu berlindung. Pada tingkat kesulitan yang paling rendah, setelah karakter kamu mati, maka ia akan langsung bangkit lagi. Pada tingkat kesulitan sedang, kamu bisa membangkitkan kembali orang yang sudah mati melalui checkpoint yang tersedia pada setiap level. Sedangkan pada tingkat kesulitan paling sulit, setelah orang tersebut mati, maka selama satu level itu, ia akan tetap mati.Masalah terbesar disini adalah checkpoint. Apabila pada game biasa, checkpoint bisa berfungsi sebagai tempat kamu mengulang apabila karena suatu kejadian, karakter kamu mati dan kamu terpaksa mengulang, maka di G.I. Joe: Rise of the Cobra, checkpoint ini hanya berperan sebagai sebuah hiasan belaka. Setiap kali kamu mati ataupun kamu merasa ingin mengulangnya kembali karena ada sedikit kesalahan yang telah kamu lakukan sebelumnya, maka kamu diharuskan untuk mengulang seluruh level yang ada.

Yah, paling tidak masih ada beberapa unsur yang bisa membuat G.I. Joe ini bisa dinikmati. Setiap karakter yang ada disini memiliki senjata masing-masing dan serangan spesial masing-masing. Mungkin hal ini akan terasa biasa saja, tapi dalam pertempuran, ini akan menjadi sebuah hal yang sangat penting. Bukan tidak mungkin apabila kamu memainkan seorang karakter yang sebenarnya tidak kamu sukai, tapi terpaksa kamu mainkan karena kamu suka dengan serangan spesial mereka yang ternyata lebih efektif dibandingkan dengan karakter terkenal lainnya seperti Snake Eyes ataupun Duke.

Ada juga beberapa karakter tersembunyi lain yang bisa kamu buka setelah kamu berhasil mengumpulkan barang-barang tersembunyi yang ada di setiap level. Secara keseluruhan, karakter yang ada di game ini ada 16 karakter yang bisa kamu mainkan (4 di antaranya adalah karakter penjahat dalam COBRA).

Komentar terakhir dari kami, G.I. Joe: Rise of the Cobra bukanlah sebuah game yang patut dimainkan, terutama bagi mereka yang memang penggemar berat G.I. Joe. Mungkin pada awalnya, kamu akan merasa bisa menikmati game ini. Tapi seiring berjalannya waktu, kamu akan merasakan bahwa kamu sudah melakukan kesalahan. Bahkan bukan tidak mungkin, saat kamu sudah selesai menamatkan game ini, kamu akan berkata, "Akhirnya tamat juga".
Shadow Complex merupakan sebuah game yang menggunakan setting dalam dunia Empire, sebuah novel karangan Orson Scott Card. Di dalamnya, kamu akan menemukan militia sayap kiri radikal yang sedang berniat untuk menjungkalkan pemerintah Amerika dan membuat negara tersebut terjebak dalam perang sipil ke dua. Permainan dimulai dengan pembunuhan wakil presiden. Settingnya pun langsung berubah ke settingan dalam sebuah hutan dimana kamu akan memerankan Jason Flemming, jagoan dadakan yang langsung dicemplungkan begitu saja ke tengah-tengah pertarungan.

Setelah teman kencan dari Jason disandera, terpaksa Jason harus maju ke dalam pertempuran dan mencoba menyelamatkan kekasihnya dari genggaman sang teroris. Tentu saja ini bukanlah hal yang mudah karena pada saat pertama kali kamu mulai berhadapan dengan teroris, kamu hanya dipersenjatai dengan sebuah lampu senter.

Seperti halnya game Super Metroid zaman dulu, Shadow Complex akan menutup akses ke beberapa area tertentu sebelum kamu memiliki peralatan yang cocok untuk kamu gunakan. Awalnya, kamu hanya bisa menerangi bagian ruangan tertentu yang gelap dengan bantuan lampu senter kamu. Tidak lama kemudian, kamu akan menemukan peralatan untuk menggali dan sebuah senjata. Dengan adanya peralatan ini, otomatis kamu akan bisa mengakses daerah yang lebih tinggi dan beberapa daerah tinggi tertentu. Dengan menjelajahi tempat-tempat baru ini, kamu akan mendapatkan peralatan baru yang nantinya akan kamu gunakan untuk membuka dan mengakses daerah-daerah yang sebelumnya tertutup.

Untuk bisa menemukan seluruh jalan yang ada, kamu membutuhkan waktu sekitar enam jam. Saat kamu bermain untuk kedua kalinya, mungkin kamu akan meningkatkan tingkat kesulitannya dengan harapan bisa memasukkan nama kamu ke jajaran leaderboards. Atau mungkin bisa juga kamu mencoba mencari celah dimana kamu akan mencoba mencari peralatan dan senjata tertentu sebelum waktunya dengan harapan kamu bisa menamatkan game ini hanya dalam 1 jam saja. Harus kami akui, game ini membuat kami sulit berhenti dan selalu mencari alasan untuk memainkan ulang gamenya.

Desain gamenya sendiri sebenarnya tidak terlalu baru, tapi ada alasan mengapa game ini kami sebut sebagai Super Metroid klasik. Ada sesuatu pada elemen seperti eksplorasi dan kembali ke tempat sebelumnya hanya untuk mengakses tempat baru yang sebelumnya tidak bisa kamu akses dan ini agak-agak mirip dengan Super Metroid. Shadow Complex juga sama sekali tidak mengecewakan saat sedang membicarakan peralatan-peralatan canggih. Awalnya kamu hanya akan dipersenjatai dengan peralatan yang terhitung sederhana. Kamu hanya akan mendapatkan senjata dan granat. Tidak lama kemudian, kamu akan mendapatkan booster pack yang nantinya bisa kamu gunakan untuk melakukan double jump dan sepatu yang memungkinkan kamu untuk berlari di dinding. Setelah mendapatkan foam gun, senjata yang bisa kamu gunakan untuk membuat lantai-lantai kecil dan kamu akan mulai menjelajahi semua tempat untuk mencari benda-benda tersembunyi.

Shadow Complex membatasi gerakan kamu hanya pada gerakan 2D. Tapi untuk semua karakter yang ada dalam game, semuanya itu digambarkan dalam grafik 3D. Musuh kadang bisa langsung datang menghampiri kamu dari latar belakang game dan kadang kamu juga akan menemukan setumpukan kotak yang didalamnya berisi barang-barang rahasia. Hanya saja, dengan semua kelebihan tersebut, terdapat masalah yang menunggu kamu.

Karena musuh bisa hanya berdiri di luar daerah pertarungan (alias di bagian latar belakang game dimana kamu tidak akan bisa menyerangnya), maka Shadow Complex pun menyertakan fitur auto-aim yang akan membantu kamu dalam menembakkan senjata ke arah yang tepat. Apabila musuh ada di sebelah kiri, kamu hanya perlu mengarahkan senjata ke arah kiri dan saat kamu menembak, maka otomatis kamu akan langsung menembak musuhnya itu walau dia masih berada di bagian latar belakang. Keren? Lumayan apabila tidak ada masalah dimana sering sekali saat kamu mencoba menembak musuh, semua tembakan kamu justru tidak kena dan kamu hanya akan disertai dengan rasa frustasi yang amat sangat karena kamu harus terus menghindar dari musuh yang menyerang kamu, tapi tidak bisa kamu serang balik. Dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, maka kami jamin kamu akan merasa lebih frustasi lagi.

Lalu ada juga masalah pada AI yang disertakan. Sering sekali kami bertemu dengan musuh dan butuh waktu beberapa saat sebelum musuh menyadari bahwa kita sudah berada di depannya. Kadang kala ada juga barang yang bertumpuk satu sama lain dan membuat gambar di game ini terasa agak aneh.

Tapi jangan biarkan semua masalah itu menghalangi minat kamu untuk memainkan game ini. Semua itu hanyalah sedikit masalah kecil yang menurut kami bukanlah sebuah masalah besar, terutama bagi para Kotakers yang sudah veteran dalam menghadapi game seperti ini. Shadow Complex benar-benar adalah sebuah game yang diciptakan dengan sangat indah dan sangat menarik untuk dimainkan.

Komentar terakhir dari kami, mungkin Shadow Complex bisa dirombak sedikit dan kalau dikembangkan dengan lebih rinci dan cermat lagi, kami yakin game ini akan bebas dari masalah dan tentunya akan membuat game ini menjadi lebih enak dimainkan. Walau begitu, game ini tetap merupakan game yang pantas dan wajib dimainkan. Ayo mainkan!!!

Sabtu, 22 Agustus 2009

Harry Potter & The Half-Blood Prince

Voldemort menguasai dunia Muggle dan penyihir, Hogwarts tak lagi aman. Harry menduga bahaya juga mengancam puri, namun Dumbledore lebih intens mempersiapkan dirinya untuk pertempuran terakhir yang segera tiba.

Bersama-sama mereka mencari cara untuk meruntuhkan pertahanan Voldemort, dan untuk hal ini, Dumbledore merekrut teman lamanya Professor Horace Slughorn, yang ia yakini mengetahui banyak informasi penting.

Sementara itu, Harry tertarik pada Ginny, begitu juga dengan Dean Thomas. Lavender Brown memutuskan Ron menjadi kekasihnya. Hermione, penuh dengan rasa cemburu namun tidak dapat menentukan isi hatinya. Saat romantisme merebak, salah satu murid memilih tetap sendiri. Ia memilih jalan hitam. Meski banyak cinta namun tragedi di depan mata dan Hogwarts tak akan sama.